Selasa, 13 Oktober 2009
DIJUAL / LELANG RUMAH DI DEKAT SURAMADU (PLOSO TIMUR)
Rabu, 02 September 2009
DAFTAR PERKIRAAN HARGA-HARGA TANAH PASAR SEKUNDER DI SURABAYA PER 01 JULI 2009
CATATAN :
Harga tanah sangat dipengaruhi oleh :
- Surat Hak
- Bentuk Kavling
- Ukuran Ideal ( lebar dibanding panjang min. 1 : 2, max. 1 : 3 )
- Lebar Jalan
- Letak kavling terhadap jalan
- Hadap ( arah mata angin )
- Supply dan demand
- Tanah yang sudah dibangun dinilai plus 5 - 10%
SURABAYA PUSAT ( Jl. Protokol )
- A. Yani Rp. 3.000.000 - 4.500.000
- Ambengan Rp. 2.500.000 - 5.000.000
- Anjasmoro Rp. 3.500.000 - 5.000.000
- Argopuro Rp. 3.500.000 - 5.000.000
- Arjuna Rp. 4.000.000 - 6.000.000
- Baliwerti Rp. 5.000.000 - 7.000.000
- Basuki Rachmat Rp. 8.000.000 - 10.000.000
- Bintoro Rp. 5.000.000 - 6.000.000
- Blauran Rp. 4.000.000 - 6.000.000
- Bubutan Rp. 4.000.000 - 5.500.000
- Ciliwung, Citarum, Citandui Rp. 3.000.000 - 4.000.000
- Darmo Raya Rp. 6.000.000 -10.000.000
- Darmokali Rp. 2.500.000 - 4.000.000
- Dharmawangsa Rp. 3.500.000 - 6.000.000
- Dinoyo Rp. 2.500.000 - 4.000.000
- Diponegoro Rp. 6.000.000 - 8.000.000
- Diponegoro (dkt Pasar Kembang) Rp. 3.000.000 - 4.000.000
- Dr. Sutomo Rp. 6.000.000 - 8.000.000
- Dr. Sutomo (Barat) Rp. 3.000.000 - 4.000.000
- Embong Kemiri Rp. 5.000.000 - 6.000.000
- Embong Kenongo - Ploso Rp. 5.000.000 - 6.000.000
- Embong Malang Rp. 5.000.000 - 7.000.000
- Embong Tanjung - Gayam Rp. 5.000.000 - 7.000.000
- Flores/Lombok Rp. 3.000.000 - 4.000.000
- Gemblongan Rp. 5.000.000 - 7.000.000
- Genteng Besar Rp. 4.000.000 - 5.000.000
- Gentengkali Rp. 4.000.000 - 6.000.000
- Gubeng Raya Rp. 6.000.000 - 9.000.000
- Imam Bonjol Rp. 4.000.000 - 8.000.000
- Indragiri Rp. 5.000.000 - 7.000.000
- Iris Rp. 4.000.000 - 6.000.000
- Jagung Suprapto Rp. 5.000.000 - 7.000.000
- Jawa, Sumbawa, Bangka, Bali Rp. 4.000.000 - 6.000.000
- Kapas Krampung Rp. 3.000.000 - 5.000.000
- Kapuas / Bengawan Rp. 4.000.000 - 7.000.000
- Kartini, WR. Supratman Rp. 5.000.000 - 7.000.000
- Kayun Rp. 5.000.000 - 6.000.000
- Kedungdoro Rp. 5.000.000 - 7.000.000
- Kedungsari Rp. 5.000.000 - 7.000.000
- Kemuning Rp. 4.000.000 - 5.000.000
- Kertajaya Raya Rp. 5.000.000 - 8.000.000
- Ketupa Rp. 4.000.000 - 5.000.000
- Kombes M. Duryat Rp. 5.000.000 - 7.000.000
- Kramat Gantung Rp. 4.000.000 - 4.500.000
- Kranggan Rp. 3.000.000 - 4.000.000
- Kusuma bangsa Rp. 3.500.000 - 5.000.000
- Kutai Rp. 3.500.000 - 4.500.000
- Mawar/Cempaka Rp. 4.000.000 - 5.500.000
- Musi Rp. 4.000.000 - 5.500.000
- Ngagel Rp. 2.000.000 - 3.000.000
- Ngaglik Rp. 2.500.000 - 3.500.000
- Nias Rp. 2.500.000 - 3.500.000
- Pahlawan Rp. 4.000.000 - 5.000.000
- Panglima Sudirman Rp. 7.000.000 - 9.000.000
- Pasar Kembang Rp. 3.000.000 - 4.000.000
- Pemuda Rp. 7.000.000 - 9.000.000
- Praban Rp. 3.500.000 - 4.500.000
- Pregolan/Tegalsari Rp. 4.000.000 - 6.000.000
- Semarang Rp. 5.000.000 - 7.000.000
- Seruni Rp. 4.000.000 - 5.000.000
- Slamet/Kacapiring Rp. 3.500.000 - 5.000.000
- Sonokembang Rp. 3.500.000 - 5.000.000
- Sulawesi Rp. 6.000.000 - 7.000.000
- Sumatra Rp. 5.000.000 - 7.000.000
- Tambaksari Rp. 2.000.000 - 3.000.000
- Tidar Rp. 3.000.000 - 5.000.000
- Tunjungan Rp. 5.000.000 - 6.000.000
- Undaan Rp. 4.000.000 - 6.000.000
- Walikota Mustajab Rp. 4.500.000 - 6.000.000
- Wijaya Kusuma Rp. 5.000.000 - 6.000.000
SURABAYA TIMUR
- Babatan Pantai / Gading Pantai / Pantai Mentari Rp. 1.250.000 - 2.000.000
- Dharmahusada Indah Raya Rp. 5.000.000 - 6.000.000
- Dharmahusada Indah U, AB Rp. 3.000.000 - 3.500.000
- Dharmahusada Raya Rp. 4.000.000 - 6.000.000
- Dharmahusada Utara Rp. 2.500.000 - 3.000.000
- Gading Pantai Rp. 1.250.000 - 1.500.000
- Galaxi Bumi Permai
* Tahap II Rp. 2.500.000 - 3.000.000
* Tahap I Rp. 4.000.000 - 4.500.000
- Gunung Anyar Rp. 500.000 - 750.000
- Kalijudan Indah Rp. 1.500.000 - 2.500.000
- Kalikepiting Indah Rp. 1.500.000 - 2.000.000
- Kedung Asem & sekitarnya (BTN) Rp. 1.000.000 - 1.500.000
- Kertajaya Indah / Timur Rp. 3.500.000 - 4.000.000
- Kertajaya Indah Raya Rp. 5.000.000 - 6.000.000
- Kertajaya Indah Regensi Rp. 2.750.000 - 3.000.000
- Klampis Anom Raya Rp. 2.500.000 - 3.000.000
- Klampis Anom / Indah Rp. 2.500.000 - 2.750.000
- Laguna Indah / Pakuwon City:
* Mutiara, L. Regency, Virginia Regency Rp. 2.250.000 - 2.750.000
* San Antonio / San Diego Rp. 1.750.000 - 2.250.000
* Sorento, Griya Asri, Puri Asri Rp. 1.750.000 - 2.250.000
* Westwood, Riviera, Royal Villa Rp. 1.500.000 - 2.000.000
- Manyar Indah Rp. 2.000.000 - 2.500.000
- Manyar Jaya Rp. 2.000.000 - 2.500.000
- Manyar Kertoadi Rp. 3.000.000 - 3.500.000
- Manyar Kertoarjo I - IV & IX Rp. 3.000.000 - 3.500.000
- Manyar Kertoarjo Raya Rp. 7.000.000 - 8.000.000
- Manyar Kertoarjo VI - VIII Rp. 3.500.000 - 5000.000
- Manyar Sindaru / Kartika Rp. 2.000.000 - 2.500.000
- Manyar Tirtoasri Rp. 2.500.000 - 2.750.000
- Manyar Tirtoasri Raya Rp. 2.500.000 - 2.750.000
- Manyar Tirtomoyo Rp. 2.500.000 - 2.750.000
- Manyar Tirtomoyo Raya Rp. 2.500.000 - 2.750.000
- Manyar Tirtoyoso Rp. 2.500.000 - 2.750.000
- Manyar Tirtoyoso Raya Rp. 2.500.000 - 3.000.000
- Mojoarum, Mojoklanggru dsb Rp. 1.500.000 - 1.750.000
- Mulyosari BPD / Bhaskara Rp. 1.250.000 - 1.500.000
- Mulyosari Tengah Rp. 1.250.000 - 1.500.000
- Mulyosari Utara Rp. 1.250.000 - 1.500.000
- Nginden Semolo Raya (Unitomo) Rp. 1.750.000 - 2.500.000
- Nirwana Eksekutif Rp. 1.750.000 - 2.250.000
- Pondok Nirwana Rp. 1.750.000 - 2.250.000
- Semolowaru Elok Rp. 1.000.000 - 1.500.000
- Semolowaru Selatan Rp. 1.000.000 - 1.500.000
- Sutorejo Indah/Utara/Timur Rp. 1.500.000 - 2.000.000
- Sutorejo Prima Rp. 2.500.000 - 3.000.000
- Taman Intan Nginden Rp. 2.000.000 - 2.500.000
- Taman Intan Nginden Raya Rp. 2.500.000 - 3.000.000
- Wisma Permai Rp. 1.500.000 - 2.000.000
- Wisma Permai Barat Rp. 3.000.000 - 4.000.000
- Wisma Permai Tengah Rp. 2.000.000 - 2.750.000
SEKITAR NGAGEL
- Baratajaya Gang Rp. 1.000.000 - 1.500.000
- Baratajaya XIX Rp. 3.000.000 - 4.000.000
- Bratang Binangun Rp. 3.000.000 - 4.000.000
- Bratang Gang Rp. 800.000 - 1.000.000
- Kertajaya Gang Rp. 1.000.000 - 2.000.000
- Manyar Rp. 3.000.000 - 4.000.000
- Ngagel Jaya (gang) Rp. 1.500.000 - 2.000.000
- Ngagel Jaya (Jl. kembar) Rp. 5.000.000 - 6.000.000
- Ngagel Jaya Selatan Rp. 3.000.000 - 4.000.000
- Ngagel Madya Rp. 2.500.000 - 3.000.000
- Ngagel Madya Gang Rp. 2.000.000 - 2.500.000
- Ngagel Timur Gang Rp. 1.000.000 - 1.500.000
- Nginden Raya Rp. 3.000.000 - 4.000.000
- Pucang Anom Timur (Jl.kembar) Rp. 3.500.000 - 5.000.000
- Pucang Anom Tmr/Pucang Adi(gg) Rp. 2.000.000 - 2.500.000
- Pucang Gang Rp. 750.000 - 1.000.000
SURABAYA SELATAN
- Bendul Merisi Permai (GP) Rp. 1.000.000 - 1.500.000
- Bendul Merisi Timur/Selatan (RI) Rp. 1.000.000 - 1.500.000
- Gayungsari / Gayungan Rp. 1.000.000 - 1.500.000
- Jemur Andajani Rp. 1.500.000 - 2.000.000
- Jemur Andajani Raya Rp. 3.000.000 - 4.000.000
- Jemur Wonosari Rp. 750.000 - 1.000.000
- Jemursari Gang Rp. 1.000.000 - 1.500.000
- Jemursari Raya Rp. 5.000.000 - 6.000.000
- Jemursari Selatan Rp. 2.000.000 - 2.500.000
- Jemursari Utara Rp. 1.000.000 - 1.500.000
- Karah, Ketintang Rp. 1.000.000 - 1.250.000
- Kendangsari Gang Rp. 1.500.000 - 2.000.000
- Kendangsari Raya Rp. 3.000.000 - 4.000.000
- Kerto Menanggal Rp. 1.000.000 - 1.500.000
- Ketintang Baru Rp. 1.000.000 - 1.250.000
- Kutisari Indah Barat & Selatan Rp. 1.500.000 - 2.000.000
- Kutisari Indah Raya Rp. 1.500.000 - 2.000.000
- Kutisari Indah Utara Rp. 1.250.000 - 1.500.000
- Margorejo Indah (Kelas Jalan I) Raya Rp. 4.000.000 - 6.000.000
- Margorejo Indah (Kelas Jalan II) Rp. 3.500.000 - 4.000.000
- Margorejo Indah (Kelas Jalan III) Rp. 3.000.000 - 3.500.000
- Panjang Jiwo Permai Gang Rp. 2.000.000 - 2.500.000
- Prapen Indah Rp. 1.500.000 - 2.000.000
- Prapen Mas Rp. 1.500.000 - 2.000.000
- Prapen Raya Rp. 2.000.000 - 3.000.000
- Raya Panjang Jiwo Permai Rp. 2.500.000 - 3.000.000
- Rungkut Asri Rp. 1.000.000 - 1.500.000
- Rungkut Lor, Kidul & Asri Rp. 1.000.000 - 1.500.000
- Rungkut Mapan Rp. 1.750.000 - 2.000.000
- Sidosermo Airdas & PDK Rp. 1.000.000 - 1.500.000
- Sidosermo Indah Rp. 1.000.000 - 1.500.000
- Tenggilis Mejoyo (Ubaya) Rp. 2.000.000 - 2.500.000
- Tenggilis Mejoyo Lebar GG 6 M Rp. 1.500.000 - 2.000.000
- Tenggilis Mejoyo Lebar GG 8 M Rp. 1.500.000 - 2.000.000
- Tenggilis Mejoyo Raya Rp. 3.000.000 - 4.000.000
- Wisma Menanggal Rp. 1.000.000 - 1.500.000
- Wisma Penjaringan Sari/Medokan Ayu Rp. 750.000 - 1.000.000
SURABAYA BARAT
- Adityawarman Rp. 4.000.000 - 5.000.000
- Bintang Diponggo Rp. 2.500.000 - 3.000.000
- Chris Kencana Timur & Barat Rp. 2.500.000 - 3.500.000
- Darmo Hill Rp. 4.000.000 - 4.500.000
- Dukuh Kupang Barat Rp. 1.250.000 - 1.500.000
- Dukuh Kupang Barat Raya Rp. 1.500.000 - 2 .000.000
- Dukuh Kupang Raya Rp. 3.000.000 - 4.000.000
- Dukuh Kupang Timur Rp. 1.000.000 - 1.500.000
- HR Muhammad Rp. 7.000.000 - 8.000.000
- Kupang Jaya Rp. 1.500.000 - 2.000.000
- Kupang Jaya Raya Rp. 3.000.000 - 4.000.000
- Mayjen. Sungkono Rp. 5.000.000 - 8.000.000
- Pakis Tirtosari Rp. 1.000.000 - 1.500.000
- Sruni / Pakis Argosari Rp. 3.000.000 - 3.500.000
KOMPLEKS DARMO SATELIT TOWN
- Kupang Baru Rp. 1.500.000 - 2.000.000
- Kupang Baru Raya Rp. 2.000.000 - 2.500.000
- Kupang Indah ( gang ) Rp. 2.000.000 - 2.500.000
- Kupang Indah Raya Rp. 4.000.000 - 5.000.000
- Satelit Indah Raya Rp. 2.500.000 - 3.000.000
- Satelit Utara Rp. 1.750.000 - 2.000.000
- Satelit Utara Raya Rp. 1.500.000 - 2.000.000
- Sukomanunggal Jaya Rp. 2.000.000 - 2.500.000
- Sukomanunggal Jaya Raya Rp. 2.500.000 - 3.000.000
- Tanjungsari Baru Rp. 1.750.000 - 2.000.000
- Town House Rp. 3.000.000 - 4.000.000
KOMPLEKS DARMO PERMAI
- Darmo Permai Raya Rp. 3.000.000 - 3.500.000
- Darmo Permai Selatan Rp. 2.000.000 - 2.500.000
- Darmo Permai Timur Rp. 2.500.000 - 3.000.000
- Darmo Permai Utara Rp. 1.750.000 - 2.000.000
- HR. Muhammad (per m2) Rp. 6.000.000 - 8.000.000
- Puncak Permai Rp. 1.750.000 - 2.500.000
- Simp. Darmo Permai Selatan Rp. 1.750.000 - 2.000.000
- Simp. Darmo Permai Utara Rp. 1.750.000 - 2.000.000
KOMPLEKS DARMO HARAPAN
- Darmo Baru Barat & Timur Rp. 1.500.000 - 2.000.000
- Darmo Harapan Rp. 1.750.000 - 2.000.000
- Darmo Harapan Indah Rp. 1.500.000 - 2.000.000
- Darmo Harapan Utara Rp. 1.500.000 - 2.000.000
- Darmo Indah Rp. 1.500.000 - 2.000.000
- Regency Site Rp. 3.000.000 - 3.500.000
GRAHA FAMILY
- Golf View Rp. 5.000.000 - 8.000.000
- Blok A, B, C, D, AA, BB, CC Rp. 3.500.000 - 4.500.000
- Blok E Rp. 4.000.000 - 5.000.000
- Blok F, Y, T Rp. 3.000.000 - 3.500.000
- Blok G Rp. 4.000.000 - 5.000.000
- Blok H Rp. 4.000.000 - 4.500.000
- Blok I Rp. 3.500.000 - 4.000.000
- Blok J Rp. 3.500.000 - 4.000.000
- Blok L Rp. 3.500.000 - 4.000.000
- Blok M & N Rp. 3.250.000 - 3.500.000
- Blok O Rp. 3.000.000 - 3.500.000
- Blok P Rp. 3.000.000 - 3.250.000
- Blok R Rp. 2.500.000 - 3.000.000
BUKIT DARMO GOLF
- Golf View (per m2) Rp. 4.500.000 - 6.000.000
- Tanah bukan Golf View (per m2) Rp. 3.500.000 - 4.000.000
CITRALAND
- Bukit Golf International Rp. 1.700.000 - 2.000.000
- Bukit Golf Mediteran Rp. 1.500.000 - 1.800.000
- Esplanade Rp. 2.500.000 - 2.700.000
- Fullerton Rp. 2.000.000 - 2.200.000
- Puri Sentra Raya Rp. 2.200.000 - 2.500.000
- Rafles Rp. 2.200.000 - 2.600.000
- Tanah Bukit Golf Rp. 1.750.000 - 2.250.000
- Tanah Golf View Rp. 2.000.000 - 3.000.000
- Water Park Rp. 2.000.000 - 2.500.000
- Wood Land / Taman Puspa Raya / Alam Hijau Rp. 1.600.000 - 1.800.000
DARMO HILL
- Tanah Rp. 3.000.000 - 4.000.000
PAKUWON INDAH
- VILA BUKIT INDAH Rp. 3.000.000 - 3.500.000
- VILA BUKIT REGENCY Rp. 3.000.000 - 4.000.000
- VILA IMPERIAL Rp. 2.600.000 - 3.500.000
- VILA VALENSIA Rp. 2.000.000 - 2.500.000
VILA BUKIT MAS Rp. 2.750.000 - 3.250.000
SURABAYA BARAT LAIN
- Babatan Pratama Rp. 1.500.000 - 1.750.000
- Darmo Sentosa Raya / Jajar Tunggal Rp. 2.000.000 - 2.500.000
- Dian Istana Rp. 3.000.000 - 3.500.000
- Lembah Harapan Rp. 1.000.000 - 1.250.000
- Manukan Tama / Balongsari Tama Rp. 1.000.000 - 1.500.000
- Menganti - Wiyung Rp. 1.500.000 - 2.000.000
- Prambanan Residence Rp. 1.750.000 - 2.000.000
- Royal Residence Rp. 1.750.000 - 2.000.000
- Taman Pondok Indah Rp. 1.500.000 - 1.750.000
- Wisata Bukit Mas Rp. 2.000.000 - 2.500.000
- Wisma Babatan Mukti Rp. 1.000.000 - 1.500.000
SURABAYA UTARA
- Bongkaran Rp. 2.000.000 - 2.500.000
- Demak Rp. 2.500.000 - 3.000.000
- Dukuh Rp. 1.000.000 - 1.500.000
- Dupak Rp. 2.500.000 - 3.000.000
- Gembong Rp. 2.000.000 - 3.000.000
- Gula Rp. 1.000.000 - 1.500.000
- Indrapura Rp. 2.500.000 - 3.000.000
- Jagalan Rp. 3.000.000 - 4.000.000
- Jakarta Rp. 1.750.000 - 2.250.000
- Kalianyar Rp. 2.500.000 - 3.000.000
- Kapasan Rp. 3.000.000 - 5.000.000
- Kapasari Rp. 2.000.000 - 2.500.000
- Karang Asem (lbr jl. >8 m) Rp. 1.000.000 - 1.500.000
- Karang Asem Gang (lbr jl.< 8 m) Rp. 1.000.000 - 1.500.000
- Karang Empat Besar Rp. 1.500.000 - 2.000.000
- Karang Empat Gang Rp. 1.000.000 - 1.500.000
- Karet / Kopi Rp. 1.500.000 - 2.000.000
- Kebalen Rp. 700.000 - 1.000.000
- Kembang Jepun Rp. 4.000.000 - 5.000.000
- Kenjeran Rp. 2.500.000 - 3.500.000
- Lebak Arum (lbr jl. < 8 m) Rp. 1.000.000 - 1.500.000
- Lebak Arum (lbr jl. > 8 m) Rp. 1.000.000 - 1.500.000
- Lebak Indah Rp. 1.250.000 - 1.500.000
- Pasar Besar Rp. 4.000.000 - 5.000.000
- Pecindilan Rp. 2.500.000 - 3.500.000
- Peneleh Rp. 1.500.000 - 2.000.000
- Pengampon Rp. 3.000.000 - 3.500.000
- Perak Timur / Barat Rp. 2.000.000 - 2.500.000
- Raden Saleh Rp. 4.000.000 - 5.000.000
- Rajawali Rp. 2.500.000 - 3.000.000
- Samudra Rp. 1.000.000 - 1.500.000
- Sidodadi Rp. 1.500.000 - 2.000.000
- Simokerto Rp. 1.000.000 - 1.500.000
- Simolawang Baru Rp. 1.750.000 - 2.000.000
- Slompretan Rp. 2.000.000 - 2.500.000
- Tambak Bening Rp. 800.000 - 1.000.000
- Tambak Rejo (Jl. besar) Rp. 1.750.000 - 2.250.000
- Tambak Rejo Gang Rp. 800.000 - 1.000.000
- Tembaan Rp. 3.500.000 - 5.000.000
- Waspada Rp. 1.500.000 - 2.000.000
SIDOARJO
- Delta Sari Rp. 1.500.000 - 1.750.000
- Juanda Harapan Rp. 750.000 - 1.000.000
- Letjend. Sutoyo Raya / Raya Waru Rp. 2.000.000 - 2.500.000
- Pepelegi (Maspion) Rp. 1.250.000 - 1.500.000
- Perum Pepelegi Rp. 750.000 - 1.000.000
- Permata Juanda Raya Rp. 750.000 - 1.000.000
- Perum Permata Juanda Gang Rp. 500.000 - 750.000
- Pondok Jati Rp. 1.000.000 - 1.250.000
- Pondok Mutiara Rp. 1.250.000 - 1.500.000
- Pondok Tjandra Gang Rp. 1.000.000 - 1.500.000
- Pondok Tjandra Raya Rp. 2.000.000 - 2.500.000
- Rewwin Rp. 600.000 - 800.000
- Taman Pinang Indah Rp. 1.000.000 - 1.500.000
- Taman Pondok Jati Rp. 1.000.000 - 1.250.000
- Unimas Garden Rp. 1.000.000 - 1.500.000
LEMBAR TAMBAHAN :
TANAH INDUSTRI
- GEDANGAN / SEDATI Rp. 750.000 - 1.000.000
- GUNUNG GANGSIR Rp. 100.000 - 150.000
- KRIAN BY PAS Rp. 200.000 - 3000.000
- MARGOMULYO INDAH Rp. 1.000.000 - 1.500.000
- RAYA PANDAAN Rp. 300.000 - 350.000
- RUNGKUT INDUSTRI/ BERBEK INDST Rp. 1.250.000 - 1.500.000
- TANJUNGSARI Rp. 750.000 - 1.000.000
Jumat, 26 Juni 2009
Ayo, Sekarang Waktu yang Tepat Beli Rumah!
Tak bisa dipungkiri, salah satu sebab pengembang kembali gencar ekspansi, khususnya ke luar Jawa, adalah bunga kredit kepemilikan rumah alias KPR mulai luruh.
Kondisi ini membuat pengembang tak menyia-nyiakan peluang. Bunga KPR memang merupakan salah satu faktor menggenjot penjualan rumah yang lesu sejak akhir tahun lalu, akibat hantaman badai krisis keuangan global.
"Kini bank lebih agresif dengan menurunkan bunga karena risiko sudah tidak sebesar setengah tahun pertama," kata Managing Director Ciputra Group Harun Hajadi.
Ambil contoh, Ciputra menggandeng PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dengan memasang bunga KPR cuma 7,9 persen. "Padahal, biasanya kami memberi bunga 10 persen sampai 11 persen," kata Harun. Bunga rendah ini berlaku bagi semua proyek hunian Ciputra yang ada di Medan, Jakarta, Surabaya, dan Manado.
Sudah pasti bukan cuma pengembang yang senang, calon pembeli rumah juga bersorak girang. Harun bilang, penurunan bunga KPR sudah lama ditunggu para konsumen. "Selama ini, mereka menunggu saat yang tepat untuk membeli. Nah, sekarang saatnya," ajar dia.
Sama seperti pengembang yang menahan diri untuk tidak meluncurkan proyek hunian baru, konsumen juga melakukan hal yang sama, tidak buru-buru membeli rumah. "Sebab membeli rumah tidak seperti makan yang harus dipenuhi setiap hari," kata Harun.
Memasuki semester kedua 2009, Harun optimistis penjualan rumah akan mulai menanjak naik. Penurunan penjualan selama enam bulan pertama akan dibayar lunas oleh peningkatan penjualan di semester kedua.
"Kemarin penjualan sempat turun 15 persen hingga 20 persen hampir di setiap proyek. Nanti, kenaikannya juga akan berkisar di angka itu," ajar Harun.
Direktur Pemasaran PT Agung Podomoro Group Indra Witijaya Antono mengatakan, tren bunga KPR yang semakin murah tentu saja akan membuat minat konsumen menengah atas membeli hunian properti untuk investasi meningkat. "Ini saat yang tepat bagi mereka untuk membeli properti," kata dia.
Cuma, kemungkinan besar Agung Podomoro akan mencabut potongan bunga KPR yang mereka berikan sebesar 2 persen untuk tahun pertama.
Maklum, selama bunga kredit mahal, pengembang papan atas ini memberi insentif berupa subsidi bunga. "Kami akan menyesuaikan besaran bunganya," ujar Indra.
Direktur Indonesian Property Watch Ali Tranghanda hakulyakin bahwa pasar properti hunian di Indonesia bakal kembali bergairah seiring dengan penurunan bunga KPR. "Tren kenaikan penjualan akan semarak pada akhir September atau kuartal ketiga nanti," katanya. (KONTAN/Diade Riva N, Yohan R)
Selasa, 16 Juni 2009
DISEWAKAN/DIKONTRAKKAN
Minggu, 14 Juni 2009
DIJUAL MURAH BEBERAPA RUMAH MINIMALIS
Senin, 25 Mei 2009
DIJUAL MURAH RUMAH
Rabu, 06 Mei 2009
DISEWAKAN/DIJUAL PLOSO TIMUR
DIJUAL PLOSO TIMUR
DIJUAL LEBAK ARUM
Selasa, 28 April 2009
Pengembang mulai naikkan harga
JAKARTA: Sejumlah pengembang di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) sudah menaikkan harga rumah baru 2%-4% pada bulan ini, setelah menahan harga sejak akhir tahun lalu.
Kenaikan harga rumah juga didorong oleh tren penurunan suku bunga kredit dan perbaikan permintaan dari konsumen.
Head of Research PT Procon Indah Utami Prastiana mengatakan peningkatan permintaan rumah sudah menunjukkan hasil yang positif sejak akhir Maret lalu, sehingga pengembang mulai berpikir menaikkan harga rumah baru meskipun masih terjadi pada lokasi dan klaster tertentu.
"Akhir April sejumlah pengembang sudah menaikkan harga rumah baru 2%-4% dibandingkan dengan kuartal lalu. Kenaikan rumah pada lokasi tertentu masih akan terjadi pada kuartal kedua tahun ini," katanya saat pemaparan hasil riset properti kuartal I/2009, kemarin.
Technical Advisor Procon Indah Bayu Utomo menambahkan kenaikan harga rumah 2%-4% per kuartal tersebut masih wajar meskipun pasar sedang lesu.
Dalam kondisi normal, katanya, kenaikan harga rumah bisa mencapai 5%-6% setiap 3 bulan, atau 12%-17% selama setahun.
"Jadi kenaikan harga sebesar 2%-4% itu masih di bawah kondisi normal," ujarnya.
Manfaatkan momentum
Dia menyarankan kepada konsumen dan investor yang mempunyai kelebihan uang tunai untuk memanfaatkan momentum ini, dengan membeli rumah di lokasi strategis.
Hasil riset itu menunjukkan pasokan rumah baru di Jabodetabek pada kuartal I/2009 mencapai 340.300 unit, naik tipis 0,7% dari kuartal IV/2008.
Beberapa kompleks perumahan yang masih aktif meluncurkan klaster baru di antaranya BSD City, Citra Indah, Lippo Cikarang, dan Kota Legenda.
Meskipun pasokan naik tipis, penjualan pada periode itu tetap menurun hingga 30% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
"Sebagian besar proyek mengalami penurunan penjualan pada Januari dan Februari saat suku bunga masih tinggi," kata Utami.
Distribusi pasokan rumah baru paling banyak berada di Tangerang hingga 42%, kemudian di Bekasi 30%, Bogor dan Depok 20%, dan di Jakarta 8%.
Sekjen DPP Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia Alwi Bagir Mulachela mengatakan penjualan rumah menengah ke bawah tetap tumbuh positif sebab konsumen di segmen itu cukup besar. Konsumen yang tetap membeli biasanya untuk kebutuhan tinggal dan merupakan rumah perdana.
Pelaksanaan pemilu juga telah mendongkrak daya beli beberapa kelompok masyarakat, sehingga membantu penjualan rumah. (20) (redaksi@bisnis.co.id)
Minggu, 12 April 2009
Bunga KPR Idealnya Cuma 12 Persen
SURABAYA, Penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 7,5 persen seharusnya dapat mendorong pergerakan bunga kredit kepemilikan rumah (KPR) idealnya menjadi 12 persen.
"Apabila bunga KPR bisa turun di besaran ideal 12 persen, kini adalah saat yang tepat untuk membeli rumah, baik oleh pemula atau kalangan investor," kata pengamat properti, Omar Ishananto, di Surabaya, Selasa (7/4).
Pria yang juga menjabat Direktur PT Pakuwon Jati Tbk, menjelaskan, bagi pengembang, faktor yang mendukung penjualan rumah saat ini di antaranya pengaruh pasar modal, pasar perdagangan emas, pasar uang, dan pasar deposito.
Di sisi lain, terkait dengan pencapaian penjualan properti selama tiga bulan pada tahun 2009, kata Omar, kondisinya stagnan. "Bahkan, karena krisis ekonomi global ini pasar properti mengalami sedikit penurunan dengan besaran yang relatif kecil," katanya.
Seharusnya, kata dia, pemerintah bisa membantu pelaku industri properti seperti yang dilakukan Pemerintah Amerika Serikat sekarang.
"Kini, di negara Super Power itu pemerintahnya tengah memberikan stimulus kepada para pengembang agar bisa mempertahankan industrinya di bidang ini," katanya.
Apabila hal itu bisa segera dilakukan oleh pemerintah, Omar meyakini hal ini dapat meningkatkan kinerja pengembang nasional di masa mendatang. "Bahkan, dapat segera menggairahkan industri properti nasional," tandasnya.
Senin, 23 Maret 2009
Pilih Rumah Jangan Sembarangan Ah!
JAKARTA, KOMPAS.com — Sulit dan kian mahalnya harga sejauh ini semakin tidak menguntungkan posisi konsumen. Sebaliknya, pengembang, pialang properti, atau pemilik rumah yang akan menjual rumahlah yang justru merasa diuntungkan.
Banyak faktor sebagai acuan pemilihan tersebut tentunya. Rumah baru, rumah second, apartemen mewah, atau apartemen bersubsidi terus bertumbuhan.
Tentu saja, tidak ada pengembang, broker, atau penjual langsung, mau mengumbar sisi buruk atau nilai negatif pilihan rumah yang mereka tawarkan kepada Anda. Semuanya bagus, mulai lokasi dan akses yang strategis, lingkungan eksklusif, serta kelengkapan fasilitas yang dijanjikan selalu nyaman.
Sejatinya, hati-hati menilai dan bijak dalam mengambil keputusan merupakan hal penting buat Anda. Berikut ini merupakan beberapa langkah sederhana untuk membuat Anda semakin hati-hati dan lebih bijak lagi menentukan pilihan:
Lokasi
Semakin banyak pilihan rumah, semakin baik untuk Anda memilih-milih. Sebagai langkah utama di awal perencanaan ini, dapatkan lebih dulu informasi dan data mengenai lokasi. Pertimbangkan kondisi di sekitar, semisal daerah banjir atau tidak, kumuh atau tidak, dan sebagainya. Berbekal pengetahuan lokasi itulah Anda bisa menentukan pilihan perumahan yang diidamkan.
Pengembang
Buatlah diri Anda menjadi orang yang paling tidak mudah percaya pada siapapun, dalam hal ini adalah pengembang. Gali informasi sebanyak mungkin ihwal pengembang bersangkutan, khususnya dalam ketepatan waktu menyelesaikan pembangunan dan serah terima rumah dalam proyek-proyek sebelumnya. Ingat, banyak pengembang terjerat kasus hukum lantaran tak kunjung juga membangun rumahnya.
Bisnis adalah soal uang, tetapi bisnis juga soal kepercayaan. Artinya, dalam hal ini, jika Anda memutuskan memakai fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR), ketika Anda menyerahkan down payment, di situlah kepercayaan Anda terhadap pengembang langsung diuji. Sebaliknya, segala risiko dan konsekuensi dari kepercayaan pun sudah Anda persiapkan, mengingat, komitmen Anda dengan KPR adalah komitmen jangka panjang
Rencana Pengembang
Identitas sebuah proyek perumahan ada pada tema dan masterplan-nya. Kelak, berdasarkan pengamatan Anda pada dua faktor itu, Anda mengerti betul harga rumah yang akan dibeli. Di daerah bisnis atau kawasan industri, harga beli dan jualnya tentu tinggi. Sementara itu, jika pilihan di kawasan yang diperuntukkan sebagai kawasan penyangga dan taman kota, harganya jauh lebih rendah.
Air Bersih
Persoalan ini bukan hal pertama, tetapi bisa sebaliknya, menjadi pertimbangan pertama Anda untuk urung membeli rumah dari pengembang. Di beberapa wilayah Jakarta dan sekitarnya, misalnya, air saat ini menjadi persoalan yang tak juga kunjung beres.
Saat banjir datang, misalnya. Berlangganan air lewat Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), yang selama ini cukup diandalkan, ternyata ketahuan sering kali bermasalah. Penggunaan air sumur atau jet pump juga belum tentu langgeng dengan baik, mengingat kasus-kasus pencemaran air sumur akibat limbah industri atau pasang laut.
Buruknya kualitas air sumur bisa mengganggu kesehatan, dan itu bisa berlangsung menahun sejak Anda menghuni rumah.
Fasilitas Umum
Usahakan memilih pengembang yang membangun fasilitas lengkapnya sejak awal Anda membeli. Ya, meskipun Anda harus membayar lebih besar, baik itu fasilitas umum atau sosial semisal listrik, telepon, tempat ibadah, dan sebagainya.
Memang, harga jual itu akan melambung lebih besar. Tidak lain, hal itu karena pengembang merasa pembangunan di awal tersebut berpotensi besar merugikan mereka lantaran harus mengeluarkan biaya tinggi di awal, sementara tidak ada jaminan uang kembali jika terjadi krisis ekonomi.
Umumnya, pengembang menawarkan perumahan sekaligus fasilitas pelengkapnya di awal Anda membeli, meskipun hal itu masih dalam tahap perencanaan. Ini yang harus Anda camkan! Karena pada kenyataannya, banyak kasus dan fakta terungkap tentang pengembang ingkar janji membangun fasilitas yang sudah dijanjikannya di awal dengan Anda.
Kualitas Manajemen Estate (ME)
Kiranya penting bagi Anda mempertimbangkan aspek kualitas, baik kualitas fisik calon rumah Anda, akses jalan masuk dan keluar rumah, maupun lingkungan sekitar perumahan.
Intinya, lingkup ME yang mesti menjadi perhatian adalah pengelolaan sampah, keberlangsungan fasilitas umum dan sosial, serta komunitas pemilik rumah. Kelak, jika rumah hanya akan Anda jadikan investasi, kondisi fisik lingkungan sangat berpengaruh besar dalam memengaruhi nilai jual rumah Anda.
Berkenaan dengan hal itulah, Anda perlu menggali sebanyak-banyaknya informasi jangka panjang terkait kawasan pengembangan selanjutnya. Segala perencanaan, langkah, dan upaya pengembang tentunya bisa Anda analisis lebih dalam untuk mengetahui harga jual rumah Anda naik atau merosot jauh.
Beli Inden Lewat KPR, Kenapa Bingung?
JAKARTA, KOMPAS.com — Istilah membeli rumah dengan sistem inden atau pesan melalui Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebetulnya tidak rumit. Yang bikin bingung, mungkin karena memang gugup karena belum baru pertama kali alias belum pengalaman.
Berikut ini adalah beberapa langkah sistem inden untuk dijadikan panduan:
- Membayar Uang "Tanda Jadi"
Besarannya bervariasi, tergantung kebijaksanaan masing-masing pengembang atau developer.
- Membayar "Uang Muka" (down payment)
Besarnya antara 10 dan 20 persen dari total harga transaksi kepada pengembang. Hal tersebut terkait dengan ketentuan dari bank pemberi kredit yang hanya bersedia memberikan pinjaman maksimal 80 persen dari total harga transaksi.
- Penandatanganan Perjanjian Pengikatan Jual Beli/PPJB
Biasanya standar PPJB telah disiapkan oleh pengembang dan siap ditandatangani antara pembeli dan pengembang. Namun, dalam praktiknya, tidak semua pengembang mempersiapkan PPJB. Sebagai gantinya, pembeli akan memperoleh surat pemesanan.
- Penandatanganan Perjanjian Kredit/Akad Kredit
Setelah persyaratan yang ditentukan oleh Bank, baik kepada pengembang maupun pembeli, telah dapat terpenuhi, tahap selanjutnya adalah penandatanganan Perjanjian Kredit/Akad Kredit antara bank dan pembeli secara Notariil.
- Penandatanganan Akta Jual Beli
Tahapan ini merupakan tahap penandatanganan APHT (Akta Pembebanan Hak Tanggungan) bila sudah bersertifikat atau SKMHT (Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan) bila belum bersertifikat. Kedua hal tersebut dilaksanakan di depan notaris yang ditunjuk oleh Bank.
- Kewajiban Dimulai
Setelah tahapan di atas selesai, sejatinya, mata rantai antara pembeli, bank, dan pengembang sudah terjalin. Pembeli sudah wajib memenuhi pembayaran cicilannya kepada bank yang bersangkutan. Bank pun wajib mulai menyalurkan sejumlah dana kepada pengembang untuk pelaksanaan pembangunan sebagaimana yang sudah disepakati antara mereka, dan pengembang juga mulai berkewajiban menyelesaikan pembangunan dan menyelesaikan sertifikasi yang akan dipertanggungjawabkannya, baik kepada pembeli, maupun pihak bank.
Nah, tidak perlu bingung lagi, kan?
Kamis, 19 Maret 2009
Tahun Ini, Saat yang Pas Beli Properti!
Tahun 2009 merupakan waktu yang tepat bagi masyarakat yang ingin membeli properti terutama untuk tujuan investasi dalam mendapatkan imbal hasil (yield) yang optimal.
"Di tengah iklim ekonomi sekarang ini, investasi di sektor properti lebih menguntungkan ketimbang obligasi, deposito berjangka, apalagi saham," ungkap pengamat properti, Panangian Simanungkalit di Jakarta, Kamis (19/3).
Panangian mengatakan, investor yang ingin membeli untuk dilepas dalam waktu dekat atau untuk disewakan saat ini merupakan momentum yang tepat di saat banyak sektor yang memulai tahap konstruksi.
"Risiko di sektor properti, baik bisnis, suku bunga, inflasi boleh dibilang rendah ketimbang obligasi, deposito, maupun saham, meski harus hati-hati kemungkinan adanya risiko likuiditas," jelas Panangian.
Panangian mengatakan, sumbangan sektor properti dalam 10 tahun terakhir untuk "capital gain" maupun imbal hasil (yield) paling tinggi masing-masing 17,7 persen dan 13,4 persen ketimbang saham, emas, maupun deposito.
Bahkan, berdasarkan yield, peringkat Jakarta Indonesia termasuk paling tinggi mencapai 13,4 persen, ketimbang Manila Filipina, Kuala Lumpur Malaysia, Korsel, Bangkok Thailand, Tokyo Jepang, Shanghai Cina, Mumbai India, dan Singapura.
Panangian mengatakan, dalam membeli properti harus mempertimbangkan siklus properti, apakah masuk di saat transisisi, menjual, kelebihan pasokan, atau justru membeli.
Panangian juga memperkirakan tingkat bunga kredit di sektor perumahan, baik konstruksi, maupun KPR akan terus mengalami penurunan sampai dengan tahun 2012, masing-masing bisa mencapai 13 dan 9,5 persen.
Sementara itu, Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Perusahaan Real Estate Indonesia (REI) Teguh Satria mengatakan, saat ini untuk proyek-proyek yang baru diluncurkan terutama hunian, baik bertingkat, maupun tampak sangat diminati.
Dia menunjuk proyek hunian bertingkat di bilangan Thamrin yang baru saja melaksanakan pemancangan tiang pertama (baru mulai konstruksi). Dari 414 unit yang dipasarkan, sebanyak 70 persen sudah laku terjual.
Mengenai penjualan properti yang juga mulai bergairah di luar Jakarta, Teguh mengatakan, hal itu tergantung pada daerahnya. Untuk kota-kota besar, sektor komersial yang marak seperti perkantoran, ruko, apartemen. Adapun untuk kota kecil, terbesar adalah perumahan.
Harga properti dan segmennya juga berbeda-beda. Misalnya saja, harga tanah di Bali tentunya berbeda dengan Medan sehingga memengaruhi juga segmen yang dituju.
"Tidak mungkin kita jual properti di atas Rp 1 miliar per unit di kota-kota kecil yang infrastrukturnya masih terbatas, misalnya. Tentunya akan sulit. Harus juga melihat karakteristik daerah yang akan dibangun," ujarnya.
Sementara itu, Chairman John Lang LaSalle, perusahaan konsultan properti, Lucy Rumantir, mengatakan, sebaiknya membeli properti yang dibangun pengembang yang memiliki reputasi yang baik, setidaknya dalam track record-nya berhasil mendongkrak harga jual dalam kurun waktu tertentu seraya menyebut salah satu pengembang di kawasan Kelapa Gading.
Ia juga menjelaskan, kiat untuk memilih pengembang semacam itu dapat dilihat dari rekam jejak (track record) di antaranya dari segi spesifikasi dan kualitas apakah sudah sesuai dengan apa yang dijanjikan saat menjual produk.
Kemudian, janji serah terima, apakah selama ini tepat waktu ataukah sering ingkar bahkan pernah dipenalti; serta terakhir, harus dilihat juga, apakah selama ini konsisten menjalankan master plan proyeknya. Demikian yang dirinci Lucy.
Dia juga mengingatkan, dalam membeli properti, jangan terbujuk rayu terhadap potongan harga yang ditawarkan. Tetap, yang menjadi pertimbangan adalah kapan proyek selesai agar jangan sampai kehilangan momentum. "Sebaiknya membeli proyek yang sudah 50 persen berjalan karena dipastikan jangka waktu serah terima tidak akan meleset dari perkiraan," jelasnya. Kompas, 20 Maret 2009.
Rabu, 04 Maret 2009
Penjualan Rumah Sederhana Bakal Naik
SURABAYA, SELASA - Pertumbuhan penjualan rumah sederhana pada tahun ini akan naik signifikan, seiring pemberian subsidi dari pemerintah di bidang properti terhadap sebagian besar profesi masyarakat.
"Pertumbuhan tinggi untuk rumah sederhana merupakan kewajaran. Apalagi, hal ini memang didorong pemerintah. Bahkan, untuk tipe ini pemerintah memberikan subsidi yang meliputi segala kalangan profesi," kata Wakil Ketua Perhimpunan Real Estat Indonesia (REI) Jawa Timur, Totok Lusida, di Surabaya, Selasa (3/3) kemarin .
Subsidi pemerintah di bidang properti, kata dia, untuk membidik sejumlah kalangan seperti anggota TNI Polri dengan subsidi Yayasan Kesejahteraan Perumahan Prajurit dan Polri (YKPP), Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan (Badan Pertimbangan Tabungan Perumahan-PNS (Bapertarum-PNS), dan untuk karyawan swasta dengan Jamsostek-nya.
Sementara itu, untuk rumah tipe besar, lanjut dia, juga akan ada kenaikan yang didorong oleh sikap pengembang. Umumnya, mereka menawarkan kredit berbunga rendah dengan masa angsuran pendek lewat "in-house marketing".
Terkait dengan proyeksi 2009, dia menambahkan, saat ini para pengembang yang termasuk anggota REI tengah melakukan rapat intensif. Kegiatan ini, bertujuan untuk mendongkrak pasar menengah sampai akhir tahun mendatang.
"Mengenai skema atau bentuk dorongan REI yang akan dirumuskan, kami belum bisa menerangkan lebih lanjut," katanya.
Senada dengan Totok, Deputi Pemimpin Bank Indonesia (BI) Surabaya, Wiyoto optimistis, penjualan rumah pada tahun ini akan tumbuh secara signifikan, seiring perkiraan kredit properti yang diharapkan juga tumbuh relatif stabil.
"Pertumbuhan ini sudah terlihat sejak triwulan IV tahun 2008," katanya.
Ia menjelaskan, sesuai Survei Harga Properti Residensial (SHPR) triwulan IV tahun lalu oleh BI Surabaya terlihat peningkatan penjualan properti residensial dari periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan tertinggi disumbang rumah sederhana dengan kenaikan 64 persen dan rumah tipe besar tumbuh 16,67 persen.
"Sementara, untuk rumah tipe menengah justru minus 17,39 persen," katanya.
Wiyoto menjelaskan, pertumbuhan penjualan rumah pada triwulan IV lalu mencapai 24,07 persen dibandingkan periode sama 2007. Pertumbuhan ini seiring dengan peningkatan kredit properti yang tercatat di perbankan.
"Pada periode ini, pertumbuhan penyaluran kredit properti mencapai 25,96 persen. Angka ini di atas catatan triwulan IV/2007 yang hanya tumbuh 18,57 persen," katanya.
Selain itu, kata dia, peningkatan penjualan juga diiringi kenaikan harga properti tahun ini yang diperkirakan sebesar 17,91 persen. Hal ini disebabkan, naiknya harga bahan bangunan, upah pekerja, harga tanah, dan pembangunan infrastruktur di sekitarnya.
"Kenaikan harga tertinggi terjadi untuk rumah sederhana sebesar 29,36 persen, diikuti tipe menengah 18,87 persen dan tipe besar naik 5,49 persen. Kenaikan tipe rumah sederhana ini didorong masih tingginya permintaan," katanya.
Kamis, 19 Februari 2009
Nilai perolehan RSh tak kena pajak dinaikkan
JAKARTA: Pemerintah menaikkan nilai perolehan objek pajak tidak kena pajak (NPOPTKP) bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) secara regional untuk rumah sederhana sehat (RSh) dari Rp49 juta menjadi Rp55 juta.
Ketentuan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) tertanggal 5 Februari 2009 No. 14/PMK.03/2009 tentang Tata Cara Penentuan Besarnya Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Selatan Kepala Sjarifudin Alsah mengatakan diterbitkannya PMK tersebut adalah untuk menyesuaikan dengan peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 07/Permen/M/2008 tentang Pengadaan Perumahan dan Permukiman Dengan Dukungan Fasilitas Subsidi Perumahan Melalui KPR Bersubsidi.
"Jadi ini [PMK] memang untuk menindaklanjuti keputusan Menteri Negara Perumahan Rakyat yang telah menaikkan batas maksimal harga RSh," jelasnya kepada Bisnis, kemarin.
Sebelumnya, per 1 April 2008 Kementerian Negara Perumahan Rakyat telah memutuskan kenaikan harga RSh bersubsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah dari Rp49 juta menjadi Rp55 juta.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Kebijakan Publik, Perpajakan, dan Kepabeanan Hariyadi B. Sukamdani menyambut baik diterbitkannya PMK tersebut.
"Baguslah. Kami selalu mendukung upaya pemerintah untuk meringankan masyarakat untuk membeli rumah, apalagi ini untuk tujuan ditinggali bukan dijual lagi," katanya.
Meski terbit pada 5 Februari 2009, PMK itu baru berlaku setelah 2 bulan sejak tanggal ditetapkan atau 5 April 2009. "Biar masyarakat dan kontraktor tahu sehingga tidak timbul masalah saat penerapan," jelas Sjarifudin.
Sementara itu, NPOPTKP atas tiga perolehan lainnya tidak mengalami perubahan yaitu pertama, untuk perolehan hak karena waris atau hibah wasiat yang diterima orang pribadi.
Akan tetapi, penerima itu masih dalam hubungan keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat ke bawah dengan pemberi hibah wasiat termasuk suami/istri, ditetapkan maksimal Rp300juta.
Kedua, untuk perolehan hak baru melalui program pemerintah yang diterima pelaku usaha kecil atau mikro dalam rangka program peningkatan sertifikasi tanah untuk memperkuat penjaminan kredit bagi usaha mikro dan kecil, ditetapkan Rp10 juta.
Ketiga, untuk perolehan hak selain yang telah disebutkan di atas, ditetapkan maksimal Rp60 juta
Rabu, 18 Februari 2009
Bisnis Properti Menjanjikan
SURABAYA - Bisnis di sektor properti masih prospektif. Walau kini daya beli masyarakat turun akibat pengaruh krisis keuangan global sejak Oktober 2008. Tetapi, kemungkinan harga properti tidak akan turun tajam. Ini karena permintaan terhadap salah satu kebutuhan pokok ini masih sangat tinggi.
"Bahkan, penurunan suku bunga bank yang terjadi terus-menerus bisa menjadi peluang bagi properti yang dijual secara kredit,'' kata CEO Grup Lippo, James T. Riady, pada seminar dalam rangka peringatan HUT Real Estate Indonesia (REI) di ballroom Hotel JW Marriott Surabaya, Selasa (17/2) malam.
James menerangkan, kemungkinan dua sampai tiga tahun mendatang harga properti masih akan stabil. Jika belajar dari pengalaman krisis moneter tahun 1998, baru sekitar dua tahun pascakrisis akan terjadi booming di sektor perumahan.
''Permintaan pun juga akan naik signifikan. Ini karena kebutuhan telah menjadi bola salju. Penundaan pembelian banyak pihak mengakibatkan hal tersebut terakumulasi menjadi besar di waktu-waktu selanjutnya. Ini karena kebutuhan perumahan adalah sesuatu yag bersifat dasar,'' jelasnya.
Tetapi, menurut dia, sektor perumahan ini juga sangat bergantung pada kondisi perekonomian global, khususnya di sektor moneter. Karena itu, lanjut dia, pemerintah harus lebih banyak memperhatikan instrumen dan kebijakan moneter. "Instrumen fiskal memang juga perlu diperhatikan. Namun, instrumen moneter harus diutamakan karena lebih penting dan powerfull," katanya.
Menurut James, dari tujuh kali siklus krisis di dunia selalu terkait dengan kesalahan yang dibuat dalam penentuan kebijakan moneter. Melihat ini, sebaiknya Indonesia mencotoh negara maju dengan terus menekan suku bunganya. Pasalnya, saat ini ekonomi semakin terseret krisis global karena tingginya inflasi. Bahkan bila tidak segera ditangani sekarang, dipastikan 2-3 tahun ke depan inflasi bisa tidak terkendali. ''Jika inflasi tinggi kebutuhan rumah akan semakin sulit terpenuhi,'' jelasnya.
Dia mencontohkan salah satu pengaruh besar kebijakan yang dibuat BI terhadap sektor moneter, bahkan perekonomian makro. ''Sebelum krisis BI memakai SBI untuk meminjam uang dari pasar, dana yang terkumpul digunakan untuk membeli dolar Amerika Serikat (AS). Melihat kondisi seperti itu pasar meminjam dolar AS dengan yield yang lebih rendah dan membeli SBI untuk mendapat bunga yang lebih besar. Karena itulah dolar banyak masuk ke Indonesia dan semuanya menjadi lancar,'' jelasnya
Rabu, 11 Februari 2009
Harga Properti Bisa Turun
Harga properti tahun ini berpeluang untuk turun.Ini disebabkan penurunan permintaan sehingga memengaruhi harga sewa ataupun jual properti.
”Sektor yang dapat mengalami penurunan berupa apartemen atau ritel,” kata Chairman Jones Lang La- Salle Indonesia Lucy Rumantir di Jakarta kemarin. Dia menjelaskan, berdasarkan siklus properti (property clock),kondisi pasar properti saat ini berada di titik yang terendah.Hampir semua subsektor properti berada pada tren yang melambat.
Kendati demikian, kata Lucy,kondisi ini tidak berarti peluang untuk berinvestasi di sektor properti menjadi tertutup.Justru,kata dia,saat ini adalah kondisi yang tepat untuk berinvestasi karena harganya lebih rendah dibandingkan kondisi normal.
Menurut dia, banyak pengembang yang berpromosi dengan memberikan tawaran diskon ataupun insentif. Ini membuat posisi tawar pembeli yang lebih baik.”Terlihat dalam tiga bulan terakhir,pengembang menawarkan promosi dan insentif,”ungkapnya. Untuk itu, kata Lucy, konsumen yang berniat membeli properti dalam melihat situasi ini hendaknya dapat memanfaatkan kondisi ini dengan baik.
Dia memperkirakan, potensi penurunan harga lebih dalam akan terjadi. Kepala Riset Jones Lang LaSalle Anton Sitorus mengatakan, pemilik dana lebih bisa langsung memanfaatkan insentif dan promosi dengan pembelian tunai.
”Saat krisis menimbulkan penawaran aset dari orang yang membutuhkan dana tunai. Sebab, pemilik usaha yang membutuhkan tambahan modal akibat krisis akan melepas properti dengan harga kompetitif di pasar,”kata dia. Selain itu, dia memprediksi terjadinya kredit macet cicilan di sektor properti bakal meningkat dan menimbulkan oper kredit.
”Kondisi ini peluang bagi investor lain dengan dana tunai yang cukup untuk menambah daftar portofolionya,” tambahnya. Namun, tingginya suku bunga kredit masih menjadi sumber menurunnya minat konsumen untuk membeli properti.Konsumen yang berniat membeli rumah melalui pinjaman perbankan akan menahan rencana mereka.
”Tingginya suku bunga deposito membuat orang lebih memilih menyimpan uangnya di bank daripada membeli properti,” katanya. Anton menjelaskan, ketidakpastian ekonomi akan membuat pengusaha properti menunggu untuk membangun proyeknya. Ini terlihat dari penjualan kondominium selama kuartal IV/2008 yang menurun 10% dari kuartal sebelumnya dan penurunan 17% dari periode yang sama 2007.
Dia mengatakan, meskipun suku bunga acuan perbankan (BI Rate) turun,bank masih sulit menurunkan suku bunga yang akhirnya berdampak pada suku bunga kredit pemilikan rumah. ”Suku bunga bank belum turun, karena risiko masih banyak sehingga BI Rate turun tidak berpengaruh,”tandasnya.
Permintaan perumahan kelas menengah dan bawah, kata Anton,yang paling akan merasakan dampak tersebut. Sementara produk untuk kalangan menengah atas, seperti kondominium, masih bisa membeli tunai. ”Perumahan menengah-bawah inilah yang harus menjadi perhatian pemerintah,” ujarnya.
Sementara konsumen dengan dana kurang, dia memperkirakan masih akan tetap menunggu sampai keadaan membaik.Hal yang sama berlaku bagi pengembang. ”Jadi, sekarang masih belum jelas, tapi kemungkinan tahun depan kalau keadaan membaik akan kembali meningkat,”ujarnya.
Senior Manager Riset PT Procon Indah Prasetyo Indroharto mengatakan,situasi sekarang masih belum cukup untuk membuat harga properti turun. Kemungkinan penurunan hanya akan terjadi pada sewa dari produkproduk properti. ”Saya lihat situasi sekarang belum ada kecenderungan harga turun,” kata dia.
Dia mengatakan, situasi saat ini belum cukup parah yang membuat penembang harus menurunkan dari harga jual produk mereka. Apalagi pengembang besar, kata dia, yang mempunyai daya tahan sangat kuat terhadap situasi krisis. ”Mungkin untuk pengembang kecil, yang dari segi permodalan kecil, akan menghadapi permasalahan berbeda. (arif dwi cahyono)