Selasa, 28 April 2009

Pengembang mulai naikkan harga

                JAKARTA: Sejumlah pengembang di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) sudah menaikkan harga rumah baru 2%-4% pada bulan ini, setelah menahan harga sejak akhir tahun lalu.

 

Kenaikan harga rumah juga didorong oleh tren penurunan suku bunga kredit dan perbaikan permintaan dari konsumen.

 

Head of Research PT Procon Indah Utami Prastiana mengatakan peningkatan permintaan rumah sudah menunjukkan hasil yang positif sejak akhir Maret lalu, sehingga pengembang mulai berpikir menaikkan harga rumah baru meskipun masih terjadi pada lokasi dan klaster tertentu.

 

"Akhir April sejumlah pengembang sudah menaikkan harga rumah baru 2%-4% dibandingkan dengan kuartal lalu. Kenaikan rumah pada lokasi tertentu masih akan terjadi pada kuartal kedua tahun ini," katanya saat pemaparan hasil riset properti kuartal I/2009, kemarin.

 

Technical Advisor Procon Indah Bayu Utomo menambahkan kenaikan harga rumah 2%-4% per kuartal tersebut masih wajar meskipun pasar sedang lesu.

 

Dalam kondisi normal, katanya, kenaikan harga rumah bisa mencapai 5%-6% setiap 3 bulan, atau 12%-17% selama setahun.

 

"Jadi kenaikan harga sebesar 2%-4% itu masih di bawah kondisi normal," ujarnya.

 

Manfaatkan momentum

 

Dia menyarankan kepada konsumen dan investor yang mempunyai kelebihan uang tunai untuk memanfaatkan momentum ini, dengan membeli rumah di lokasi strategis.

 

Hasil riset itu menunjukkan pasokan rumah baru di Jabodetabek pada kuartal I/2009 mencapai 340.300 unit, naik tipis 0,7% dari kuartal IV/2008.

 

Beberapa kompleks perumahan yang masih aktif meluncurkan klaster baru di antaranya BSD City, Citra Indah, Lippo Cikarang, dan Kota Legenda.

 

Meskipun pasokan naik tipis, penjualan pada periode itu tetap menurun hingga 30% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

 

"Sebagian besar proyek mengalami penurunan penjualan pada Januari dan Februari saat suku bunga masih tinggi," kata Utami.

 

Distribusi pasokan rumah baru paling banyak berada di Tangerang hingga 42%, kemudian di Bekasi 30%, Bogor dan Depok 20%, dan di Jakarta 8%.

 

Sekjen DPP Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia Alwi Bagir Mulachela mengatakan penjualan rumah menengah ke bawah tetap tumbuh positif sebab konsumen di segmen itu cukup besar. Konsumen yang tetap membeli biasanya untuk kebutuhan tinggal dan merupakan rumah perdana.

 

Pelaksanaan pemilu juga telah mendongkrak daya beli beberapa kelompok masyarakat, sehingga membantu penjualan rumah. (20) (redaksi@bisnis.co.id)

 

Minggu, 12 April 2009

Bunga KPR Idealnya Cuma 12 Persen

SURABAYA, Penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 7,5 persen seharusnya dapat mendorong pergerakan bunga kredit kepemilikan rumah (KPR) idealnya menjadi 12 persen.

 

"Apabila bunga KPR bisa turun di besaran ideal 12 persen, kini adalah saat yang tepat untuk membeli rumah, baik oleh pemula atau kalangan investor," kata pengamat properti, Omar Ishananto, di Surabaya, Selasa (7/4).

 

Pria yang juga menjabat Direktur PT Pakuwon Jati Tbk, menjelaskan, bagi pengembang, faktor yang mendukung penjualan rumah saat ini di antaranya pengaruh pasar modal, pasar perdagangan emas, pasar uang, dan pasar deposito.

 

Di sisi lain, terkait dengan pencapaian penjualan properti selama tiga bulan pada tahun 2009, kata Omar, kondisinya stagnan. "Bahkan, karena krisis ekonomi global ini pasar properti mengalami sedikit penurunan dengan besaran yang relatif kecil," katanya.

 

Seharusnya, kata dia, pemerintah bisa membantu pelaku industri properti seperti yang dilakukan Pemerintah Amerika Serikat sekarang.

 

"Kini, di negara Super Power itu pemerintahnya tengah memberikan stimulus kepada para pengembang agar bisa mempertahankan industrinya di bidang ini," katanya.

 

Apabila hal itu bisa segera dilakukan oleh pemerintah, Omar meyakini hal ini dapat meningkatkan kinerja pengembang nasional di masa mendatang. "Bahkan, dapat segera menggairahkan industri properti nasional," tandasnya.